BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tujuan pembagian dividen untuk
memaksimumkan pemegang saham atau harga saham dan menunjukan likuiditas
perusahaan. Dari sisi investor dividen merupakan salah satu motivator untuk
menanamkan dana dipasar modal. Investor lebih memilih dividen yang berupa kas
dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner
sebagai “The bird in the hand theory” bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu
burung di udara. Selain itu investor juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan
dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan.
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi
mereka, apakah sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk
membayar dividen dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan
kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu
laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi
sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.
Menurut
pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah
perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari
transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya. Bila
dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah
definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan
mengenai cara untuk menghitung laba (Muqodim, 2005:114).
Laba
akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha
karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat
dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya
operasi perusahaan (laba bersih). Selain menggunakan nilai laba
akuntansi dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan,
seringkali perusahaan juga
mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah
diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan
amortisasi.
Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non
kas, artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang
ataupun di masa depan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penyusutan adalah
alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi. Suatu aktiva dapat dipandang
sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan
pendapatan. Penyusutan aktiva dibebankan ke pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Efendri (1993) dalam Murtanto dan Febby (2004) tesisnya meneliti
tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan pembagian dividen
kas. Penelitian dilakukan terhadap 84 perusahaan yang mengembalikan questionnaires, seluruhnya merupakan
perusahaan go public sampai akhir
tahun 1991. Hasilnya menyatakan bahwa faktor peningkatan dan penurunan laba
termasuk faktor yang sangat penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan
pembagian dividen kas.
Elizabeth (2000) dalam penelitiannya yang
menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan
menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada
tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada
konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai
dengan dividen kas. Pada umumnya laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen
kas yang dibagikan dari laba tunai.
Murtanto dan Febby (2004) dalam penelitiannya
yang menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen
kas. Mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999,
2000 dan 2001. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan
yang kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.
Penelitian ini merupakan replikasi
penelitian Murtanto dan Febby (2004) dengan judul “Analisis Hubungan
Antara Laba Akuntansi Dan
Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Indonesia”.
1.2 Paparan
Masalah
Dari latar belakang masalah seperti telah
diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara
laba akuntansi dengan dividen kas?
2. Apakah terdapat hubungan antara
laba tunai dengan dividen kas?
1.3 Batasan
Masalah
Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
- Laba Akuntansi, yaitu laba yang didapat dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan. Laba akuntansi dalam penelitian ini menggunakan laba bersih (net earnings) sebagai variabel laba akuntansi. Alasan penggunaan laba bersih sebagai variabel laba akuntansi dikarenakan laba bersih adalah laba yang menunjukan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.
- Laba tunai, yaitu laba yang didapat dari laba akuntansi ditambah dengan beban penyusutan dan amortisasi.
- Nilai dividen kas pada penelitian ini didapat dari laporan keuangan tahunan pada bagian laporan perubahan ekuitas tahun berikutnya. Apabila penulis meneliti laporan keuangan tahun 2003, maka nilai dividen kas diperoleh dari laporan perubahan ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2004. Hal ini dikarenakan bahwa penelitian ini menganalisis adakah hubungan besarnya laba akuntansi dan laba tunai mempengaruhi dividen kas yang dibagikan perusahaan.
1.4 Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Sesuai
dengan paparan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan antara laba akuntansi, laba tunai dan dividen kas perusahaan yang
telah go public di BEJ untuk periode
tahun 2002, 2003, 2004.
Sedangkan
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada :
1.
Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham
bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba
akuntansi dan laba tunai yang dilaporkan perusahaan.
2.
Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan.
3.
Akademisi, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar
modal khususnya mengenai kebijakan dividen.
.......................................................................................................................................................
untuk contoh lengkap nya silah kan hub kami di Email : jsmanrich19@gmail.com
untuk menjaga privasi anda kami hanya melayani via Email. trimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar